Rabu, 24 Februari 2010

One Person, Big Change

Tepat 24 jam yang lalu, my baby sister meninggalkan rumah untuk pergi retret selama 3 hari. Nggak jauh, rumah retretnya di daerah Bintaro, tempat yang sama ke mana gue pergi retret waktu kelas 3 SMA, 8 tahun yang lalu. Gue tau tempatnya, dan gue tahu that she'll have lots of fun there.

Tapi...

Oh, my God! Tanpa adek gue yang satu itu, rumah bakal terasa seperti kuburan. It already is.

Si bungsu di rumah gue itu adalah tanda tambah buat seluruh anggota keluarga yang lain. Kenapa tanda tambah? Here's one reason:
               Gue dan bokap gue tidak dekat. Karakter kami yang sama-sama keras bikin suasana jadi sangat
               panas kalau kami saling bicara. Dalam banyak kesempatan, gue menghindari pembicaraan itu.
               Tapi, adanya si bungsu dalam ruangan yang sama bisa bikin kita berdua jadi lebih lunak dan
               akhirnya bisa saling bicara tanpa ada bentrokan-bentrokan dan percikan-percikan api.

Selain itu, adek gue itu sangat talk-active dan sangat belly-active. Setiap pulang sekolah, dia akan ngintip ke kamar gue dan bertanya "Apakah sudah ada makanan?" masih dengan seragam dan ekor kuda yang basah karena keringat. Terus, setiap beberapa jam, dia akan bergulingan di tempat tidur sambil mengeluh "lapaaar..." *lol*

Hobinya memeluk. Kalo gue keluar kamar, dia akan menyambut dengan tangan terentang lebar. "BMB...." katanya. Jangan tanya! Gue juga nggak tau kenapa dia manggil gue dengan tiga huruf itu. Terus dia akan memeluk gue, meletakkan kepala di perut gue yang tebal. Biasanya, gue akan sengaja mempererat pelukan sampai dia megap-megap nggak bisa napas. Hehehehe...

Bukan itu aja. Dia suka minta diajarin matematika & bahasa inggris (2 bidang yang paling gue kuasai sekaligus paling nggak dia ngerti), susah minta ampun kalo disuruh bantuin nyuci baju, dan selalu meletakkan barang-barangnya di sembarang tempat di seluruh penjuru rumah. Nemu tumpukan buku tulis di ruang tamu? Atau kesandung sepatu di depan kamar? Di kulkas ada barang yang tidak pada tempatnya? That's her. Tapi, dia juga ngajarin gue banyak hal, mostly about life. Tentang ketegaran dan keikhlasan. Setiap kali gue merasa lagi dirudung kemalangan, ketika gue ingat dia, gue merasa apapun yang gue alami, belum ada separonya yang pernah dia lewati dalam hidupnya yang bahkan baru dimulai 12 tahun setelah gue lahir.

Tapi, tau nggak apa yang paling gue kangenin dari dia? Ada dua hal. Satu, ketawanya. Adek gue yang perutnya berlipet kayak roti kasur itu, kalo ketawa suaranya kayak abang-abang. Kenceng banget, lagi. Bisa kedengeran dari kamar gue yang letaknya di belakang rumah, padahal dia di kamarnya. Dua, baunya. Gue udah pernah cerita belum, ya, soal adek gue dan penyakitnya? Singkat cerita, penyakitnya itu membuat dia punya bau badan yang khas. Ditambah kebiasaannya yang jarang mandi, bau ini jadi pekat banget, terutama kalo dia pulang sekolah. Now, that she's not here, bau itu bikin kangen banget.

Hua... Harusnya gue jangan nulis post ini. I miss her even more! Off now... Wish it's Thursday already.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar