Sabtu, 21 Februari 2009

The Hair

Ima Marsczha loves her hair! Kayaknya semua orang yang kenal gue cukup baik tahu hal ini.

Gue memang sayang banget sama rambut gue. Tapi sangatlah sulit membuat gue mau meluangkan waktu untuk nongkrong di salon. Terakhir kali gue menginjakkan kaki di salon, kalo nggak salah akhir tahun lalu. Itu pun untuk jemput nyokap yang emang hobi banget sama salon. Selama beberapa tahun terakhir, gue, bahkan, selalu memotong rambut di tempat favorit gue: kamar tidur. Dan, hasilnya belum pernah mengecewakan.

Terakhir kali membiarkan orang lain megang-megang rambut gue, kalo nggak salah sekitar tahun 2006. Waktu itu, gue memutuskan untuk memberi highlight di rambut hitam gue. Keputusan yang sangat tepat karena memang warna hitam paling oke kalo dihias sentuhan warna shocking pink. Garis-garis pink itu mem-boost up rasa percaya diri gue sampai dua kali lipat. Padahal, tanpa highlight pun, PD gue udah 1,5 kali orang lain pada umumnya.

Baru-baru ini, ketika memuaskan nafsu window shopping dengan jalan-jalan di kaboodle, gue menemukan foto yang sangat menarik. Seorang cewek dengan rambut ungu sepanjang bahu. FYI, gue dilahirkan dengan super straight hair and I hate it. Gue selalu berusaha membuat rambut gue bergelombang, meskipun harus sakit kepala karena kelamaan menanggung cepol ekstra ketat atau tidur nggak nyenyak karena rol-rol rambut bergelantungan. But, she looks cute dengan super straight hair. Cewek itu mengingatkan gue dengan sahabat gue sejak SMP yang suka banget sama warna ungu. Gue pun langsung memotong rambut gue. Puas! Tapi, entah kenapa, setelah dipotong, rambut gue jadi bertekstur dan kering. Akan gue rawat dulu untuk sementara ini. Tapi, cat rambut warna ungu sudah masuk dalam things to do gue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar