Rabu, 29 April 2009

bashing in violet

Sejak terakhir nge-blog, gue kesulitan log in ke blogger. Gue sempat berpikir, blogger menolak gue karena, saking kerennya, gue mengancam kelangsungan hidupnya. Tapi, itu mustahil. Blogger bahkan nggak punya otak. Seperti kata Arthur Weasley, jangan percaya apapun yang bisa berpikir sendiri kalau kau tidak bisa melihat di mana otaknya. Tapi, sudahlah...

Hari ini gue ulang tahun. Dan, ini adalah kedua kalinya gue menjalani hari ulang tahun dalam keadaan flu parah. Tahun kemarin juga begitu. Kepala pusing, hidung mampet, mata berair terus menerus, dan suhu badan meningkat. Gejala yang persis sama. Tapi, tentunya, ada yang berbeda.

Gue termasuk orang yang sangat jarang sakit. Masa sekolah dulu gue sakit setahun dua kali, maksimal. Bahkan ketika demam tinggi, gue nggak pernah absen dari sekolah, kecuali satu hari menjelang Natal setiap tahunnya. Itu adalah hari dimana gue diajak nyokap belanja pernak-pernik Natal. Tawaran yang sangat sulit untuk ditolak.

Beberapa tahun belakangan, gue jadi sering sakit. Penyakit yang gue derita pun jadi semakin beragam. Tahun ini, misalnya. Tahun kemarin gue masih bisa ketawa-ketiwi sama nyokap di mobil, meskipun kepala pusing. Tahun ini gue bahkan kesulitan berjalan lurus. Tahun kemarin hidung gue mampet cuma kalo bangun tidur. Tahun ini hidung gue mampet setiap saat. Bahkan, sempat berdarah segala. Tahun lalu mata gue berair doang. Tahun ini air mata gue mengalir terus sampai-sampai adek gue mengira gue nangis.

Kalo dipikir-pikir, sih, kondisi gue sekarang, bukan gara-gara penyakit yang berkembang. Bukan juga gara-gara usia gue yang bertambah. Bukan karena sistem imun gue melemah. Gue sakit sampai kayak gini karena so many things to do, so little time.

Skripsi gue terancam mandek lagi. Yang berarti, gue terancam DO. Damn! Di waktu yang bersamaan, gue harus mengurus dekorasi buat prom-nya adek gue. My mother’s idea. Gue suka kerjaan-kerjaan kayak gitu, sebenernya. Tapi, kayaknya waktunya lagi nggak tepat aja. Belum lagi, segala urusan pribadi yang harus gue kerjain. Cuci dan setrika baju, masak, dan nyari duit. Gue nggak punya waktu untuk mikirin kesehatan. Sampai, akhirnya, kesehatan gue menjerit-jerit minta perhatian. Well, she got my full attention now.